Empat Penggiat Konservasi TWNC Dianiaya Sekelompok Orang di Tanggamus Sampai Dirawat di RSPAD Jakarta

Daerah142 Dilihat

Tanggamus, Sinarindonesia.id- Korban aksi penyerangan sekelompok orang yang menimpa para pemuda pengiat  konservasi Tambling Wildlife Nature Concervation (TWNC-Lampung), di Desa Martanda, Pematang Sawah, Kabupaten Tanggamus, malam menjelang pencoblosan, Selasa, 14 Februari 2024, malam, masih menjalni perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta,

Para korban mengalami luka serius yang hingga kini masih merasakan sakit dan harus mendapatkan perawatan intensif dari dokter. “Atas insiden penyerangan ini, korban juga merasa trauma dan meminta pada penegak hukum untuk segera mengusut dan menangkap seluruh pihak yang telah melakukan penyerangan,” tulis keterangan TNWC, Minggu 19 Februari 2024.

Sebelumnya, sekelompok orang menyerang empat pengiat konservasi Tambling Wildlife Nature Concervation (TWNC-Lampung) di Desa Martanda, Pematang Sawah, Kabupaten Tanggamus, Selasa malam 13 Februari 2024. Para menyerang mengendarai sepeda motor dengan suara meraung kencang di wilayah pemukiman warga Limus.

Salah satu yang menjadi korban berinisal J yang menanyakan perihal maksud dan tujuan kelompok tersebut mengendarai sepeda motor dengan suara kencang di malam hari. “Apakah dari kami ada salah? Ko geber-geber motor disini,” tanya J.

Namun, bukannya dijawab dengan baik justru menjadi keributan diantara petugas TWNC dan kelompok warga penyerang. Untuk menghindari pertikaian berlanjut, petugas TWNC memilih menghindar ke rumah salah satu warga lain bernama S.

Lagi-lagi mereka justru dikejar oleh kelompok warga penyerang tersebut. Mereka membombardir rumah S dengan aksi lempar batu melalui jendela dan atap rumahnya. Situasi makin tak terkendali, karena kelompok penyerang masuk ke rumah tersebut dan mengobrak abrik dapur serta mengancam dengan pisau.

Mereka melakukan penyerangan secara membabi buta terhadap para korban, seperti melempar botol bekas minuman keras, memukul dengan badik sampai menginjak-injak para korban. Penyiksaan tersebut menyebabkan korban pertama berinisial J mendapat luka serius di bagian lengan tangan kiri (2cm) karena terkena pisau (badik) dan luka goresan di dada kiri (4cm).

Korban kedua berinisial O mengalami luka yang serius di bagian mata, akibat tersiram cairan asam berbau pesing, menggunakan botol Wipol kebagian mata kirinya. Atas siraman ini, penglihatan korban menjadi samar-samar dan kondisi tubuhnya menggigil.

Dan korban ketiga, berinisial M yang mendapat aksi pukulan bertubi-tubi, mulai dari pelipis, mata hidung dan dada korban. Hingga mengalami sesak dan susah nafas. Petugas TWNC yang lain berusaha melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib namun malah mendapat intimidasi dan meminta para petugas dan karyawan TWNC untuk tidak keluar rumah.

Pasalnya esok hari, pemuda setempat akan melakukan pencoblosan pemilu. Oknum aparat ini meminta para petugas TWNC dan korban supaya tidak menggunakan hak pilihnya. Kelompok orang itu selain melakukan tindakan penganiayaan dengan kekerasan mereka juga menghambat petugas TWNC dan korban untuk menggunakan hak pilih (pemilu).

Padahal para petugas TWNC dan korban sudah terkonfirmasi melalui DPT (KPU-D) untuk dapat mengikuti pemilu di wilayah Lampung. Para korbanb dievakuasi untuk mendapatkan penanganan intensif tim medis.

Sementara menangapi kasus itu, Kapolres Tanggamus AKBP Rinaldo Aser, mengatakan bahwa terkait peristiwa tersebut pihaknya langsung melakukan langkah pengamanan di TKP tersebut dengan memberdayakan personel yang sedang melakukan PAM TPS disana. “Patut diketahui pula bahwa jarak antara lokasi kejadian dengan Kota Agung memakan waktu 4 jam dengan menggunakan kapal laut,” kata Rinaldo Aser, Kamis 15 Februari 2024.

Kapolres menyebut bahwa, personel Polres pada saat itu juga menghimbau agar antara kedua belah pihak dapat menahan diri dan kedua belah pihak pasca kejadian telah melakukan mediasi. “Salah satu pointnya yakni para karyawan dijamin keamanannya ketika akan melakukan pencoblosan. Untuk karyawan yang mengalami luka-luka saat ini sudah mendapat perawatan,” jelasnya.

Menurut Kapolres terkait dengan laporan resmi mengenai kejadian ini sampai saat ini belum ada, akan tetapi pihak Polres Tanggamus melakukan upaya jemput bola untuk membuat laporan polisi mengenai kejadian ini. “Personel Polres Tanggamus dengan dibantu Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda lampung sendiri saat ini sudah menuju lokasi kejadian,” katanya.

Informasi lain menyebutkan, penyerangan berawal paska pemotor bernama Aldi Yusuf melintas di jalan setempat mengendarai sepeda motor dengan suara bising di wilayah pemukiman warga yang saat itu kelompok SGA TNWK berkumpul diduga sedang minum-minuman keras.

Salah satu personel SGA TNWK yang menjadi korban berinisal J kemudian mengejar pemotor tersebut sehigga menabrak bagian belakang motor, hingga membuat Aldi Yusuf mengalami lecet. Saat rekan-rekan J datang menyusul Aldi Yusuf telah meminta maaf, namun ada kalimat yang membuat Aldi merasa tersinggung sehingga melaporkan kejadian tersebut kepada warga lainnya.

Berdasarkan rekaman suara personel SGA TNWK, sebelum kejadian. Personel tersebut menyebutkan bahwa sepeda motornya memang tidak memiliki rem sehingga menabrak Aldi Yusuf. “Motor saya remnya blong, motor yang saya tabrak kalopun ada yang rusak, saya dandan saya yang bertanggungjawab,” kata J sebelum kejadian pemukulan oleh massa.

Kakon Tampang Muda, Hamid menyebutkan bahwa paska kejadian keributan antara warga dengan penggiat TNWC SGA, situasi kini telah kondusif di wilayah Pekon Martanda, Pematang Sawa, Tanggamus. Sabtu esok, tokoh-tokoh dari empat pekon dan SGA akan melakukan mediasi untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi yang akan dihadiri perwakilan dari berbagai kalangan, termasuk tokoh pemuda, tokoh adat, nelayan, dan lain-lain.

“Kesepakatan waktu itu (paska kejadian), kita akan mediasi dengan perusahaan TWNC sama warga masyarakat, tampang muda, tampang tua, martanda dan kaur gading esok Sabtu. (perwakilan tokoh pemuda, tokoh adat, nelayan dan lain-lain),” kata Hamid, Kamis 15 Februari 2024 .

Menurut Hamid bahwa kronologi kejadian menurut pihak SGA TNWC mereka merasa terganggu oleh 2 warga yang menggeber motor saat mereka (SGA) sedang berkumpul. Awalnya, sejumlah individu dari pihak SGA (5 orang) mengejar 2 warga (pemotor) sehingga terjadi ribut mulut.

Warga disini merasa tidak terima kemudian warga tersebut balik mengejar. Namun, SGA memilih untuk masuk ke dalam rumah. “Ya itu keributan antar warga dengan SGA, namun kita tidak tahu persis dari awal, tiba-tiba ada keributan dan kita kesana. Setelah kejadian dilokasi ada oleh aparat pekon dan anggota keamanan TPS yang hadir di lokasi,” jelas Hamid.

Kakon menambahkan bahwa walaupun ada informasi berita yang tidak sesuai sehingga membuat warga gusar, namun kondisi saat ini telah stabil dan warga beraktifitas seperti biasa. “Sekarang sudah kondusif, walaupun tadi pagi setelah melihat berita warga agak gusar (karna tidak sesuai) tetapi sudah kita redam,” katanya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *